MEKKAH AL MUKARRAMAH (H1-2)

Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillaahir-Rochmaanir-Rochim.
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia dan segala nikmatnya . Sholawat dan Salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa menjadi tauladan bagi kita semua.
Terimakasih kepada DIVA WISATA (EBAD GROUP) yang telah memfasilitasi perjalanan wisata umroh tgl 20 sd 29 Nopember 2017.
Terimakasih kepada Ibu saya Ibu Sukarsih dan Ibu mertua saya Ibu Istiqomah beserta keluarga, para kerabat dan sahabat yang telah mengiringi perjalanan dengan doa.
Kami merangkai buku perjalanan ini dengan beberapa sisipan cerita nyata dengan harapan pembaca yang belum pernah datang ke tanah Haram dapat memantabkan niat untuk berangkat, sedangkan bagi pembaca yang sudah pernah kesana bisa menemukan sisi lain kota Makkah dan Madinah. 

PERJALANAN MENUJU BAITULLOH
Menuju Baitulloh bukan sekedar perjalanan suci tetapi banyak sekali pesan dan amanah yang saya bawa. Perjalanan ini menjadi istimewa karena bertepatan dg bulan Nopember. Bulan dimana saya pernah membuat keputusan tak terduga antara lain belajar ber hijab (6 tahun yang lalu) meski belum sempurna, bahkan sampai sekarangpun masih jauh dari kesempurnaan. 
Saya harus berterimakasih kepada orang-orang disekitar saya yang mengajarkan nilai-nilai tentang kehidupan dan kasih sayang universal, membuat kaki saya lebih kokoh saat berpijak, tangan-tangan  lebih kuat saat menggenggam dan rasa menjadi lebih peka.
Satu hari menjelang keberangkatan, aroma Baitullah terasa semakin dekat manakala beberapa keluarga dan sahabat menitipkan sholawat dan salam kepada Baginda Rasul, menitipkan kerinduannya ke Tanah Suci, menitipkan doa untuk orang-orang yang dicintai, dan lain-lain. Pesan masuk yang terbanyak adalah tentang CINTA KASIH.

CINTA, adalah 5 huruf istimewa , tidak hanya untuk di ikrarkan secara lesan tetapi di bawa dalam doa,  ditunjukkan melalui perbuatan, keteladanan, keiklasan , kepasrahan, dll, serta menjadi energi yang dibakar untuk menghidupkan sebuah harapan dan cita-cita besar. Memang tema CINTA tetap menarik untuk dijadikan topik sepanjang masa.

Perjalanan saya awali perjalanan di tanggal 20 Nopember 2017 (bertepatan tanggal 1 Rabiul awal 1439 H) dengan membaca bacaan Basmallah. Momen tersebut bersamaan dengan Milad ibu saya sehingga sekaligus saya bacakan ucapan "Barokallahu Fii Umrik" dari atas pesawat GARUDA GA 984 Surabaya-Jeddah.
Semoga barokah di sepanjang usia Ibu, Aamiin Ya Robbal Alamin.


SURABAYA-JEDDAH-MEKKAH

SENIN, 20 NOPEMBER 2017
06.00 WIB:
Agenda dimulai di Terminal 1 Meeting Point : Anjungan Joglo Bandara Juanda Surabaya. Jamaah mendapat pengarahan teknis, doa bersama, check in bagasi dan imigrasi, selanjutnya menunggu di ruang keberangkatan. Total seluruh jamaah Diva sebanyak 86 orang (39 pria, 47 wanita) segala usia.
09.00 WIB:
Take off on time pukul 09.00, penerbangan dengan pesawat Garuda GA 984 langsung menuju Jeddah tanpa transit di negara lain, ditempuh kurang lebih selama 10 jam.   Rute penerbangan melewati Banda Aceh, landing sejenak kurang lebih 0.5 jam untuk pengisian bahan bakar. Kondisi tanpa transit ini juga yang menjadi pertimbangan utama saya dalam memilih paket umroh.
Perjalanan yang cukup lama, terhibur dengan nikmatnya memandang gumpalan awan yang  beterbangan laksana kapas. Pemandangan lain yang menakjubkan adalah gunung-gunung pasir yang terhampar luas, sejauh mata memandang hanya nampak gunung dan lautan pasir, MasyaAllah.
18.30 WIB atau 22.30 (waktu setempat) :
Ketika melintasi wilayah Ya lam-lam, pilot pesawat mengumumkan bagi penumpang yang akan ber ihram di Ya lam-lam sebagai area miqot agar mempersiapkan ihram di pesawat. Para Jamaah pria dari DIVA WISATA pun mulai berganti baju ihram di dalam pesawat. Mengingat keterbatasan tempat, pergantian baju ihram dilakukan di space kosong pesawat secara bergantian/ ditutup dengan cara membentangkan kain ihram supaya tidak terlihat jamaah lain.
Selanjutnya, masih di atas pesawat Tour Leader DIVA (Muthawif), Ust Abu Siri memimpin niat dan doa Ihram dengan kondisi sudah berpakaian ihram lengkap.
Berapa menit kemudian, pesawat landing di bandara King Abdul Aziz Jeddah (perbedaan waktu  4 jam dengan waktu Indonesia Bagian Barat). Saya amati jamaah dari Biro travel yang lain, tidak mengambil miqot dari Ya lam-lam melainkan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Info dari Muthawif kami, MUI sudah menetapkan Bandara King Abdul Aziz juga bisa dipergunakan sebagai tempat miqot.
Setelah melalui proses imigrasi selanjutnya meneruskan perjalanan darat ke kota Mekkah dengan transportasi bis,  waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam. Rombongan terbagi dalam 2 bis masing-masing berisi +/- 40 orang.
Foto di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Tiba di Kota Mekkah sekitar pukul 24.00 waktu setempat : menuju Hotel Dar Kalil Ar Rushad, check in, membersihkan badan, istirahat sebentar, kemudian ke Masjidil Haram melangsungkan umroh. Sejak berniat memulai Ihram sudah berlaku ketentuan ihram, bagi perempuan antara lain menutup seluruh anggota badan kecuali telapak tangan dan wajah, dengan demikian harus berhati-hati agar tidak terbuka meskipun di hadapan suami.
Jarak hotel ke Masjidil Haram di tempuh dengan berjalan kaki beberapa menit, tidak terlampau jauh sekitar 600 meter. Sepanjang jalan menyerukan bacaan Talbiyah " Labbaikallahumma labaik, labaika laasyarikalaka labbaik, innal chamda wan ni'mata laka wal mulk laa syariikalak."
Memasuki Masjidil Haram, kami melakukan sholat tahiyatul masjid 2 rokaat kemudian di sambung doa. 
Ketika langkah semakin mendekati Kabah, jantung terasa berdegup lebih kencang. 
I"m thinking of the time, When the day will come. Never in my sight, but always in my heart.
Kabah, sekarang dia nampak didepan mata. Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu Akbar.
Saat pandang pertama, air mata ini tak tertahankan mengucur demikian derasnya, walaupun suasana mendekati tengah malam namun lampu cukup terang benderang sehingga terlihat jelas bangunan begitu megah nan menawan.
Areal Kabah sudah dipenuhi jamaah yang melaksanakan Thawaf, kami antre sebentar untuk kemudian masuk  melaksanakan Thawaf bersama sebanyak 7 kali putaran. 
02.33 waktu setempat.
Alhamdulillah Rukun Umrah telah diselesaikan dengan baik, yaitu :
-Ihram (mengucapkan niat Umroh).
-Thawaf (mengelilingi Kabah 7 kali putaran).
-Sa'i (berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah).
-Tahalul (dihalalkan larangan Ihram dengan ditandai potong rambut).
-Tertib (dilakukan secara berurutan).
Dengan demikian total prosesi umroh mulai persiapan, hingga rangkaian Ihram, Thawaf, Sa'i dan Tahalul berlangsung kurang lebih 2-3 jam, berakhir dini hari dilanjutkan istirahat di Hotel.
Foto Kabah di ambil dari belakang Maqom Ibrahim 
(pk 01.10 waktu Mekkah).

Foto prosesi Tahalul diambil dari bukit Marwah 
(pk.02.33 Waktu Mekkah)

MEKKAH

SELASA,21 NOPEMBER 2017
Hari kedua sebenarnya tidak ada jadwal khusus dari pihak biro travel, kami para jamaah dipersilahkan ber ibadah secara mandiri. Selanjutnya saya dan suami mencoba  berangkat sendiri menghapalkan rute ke Masjidil Haram sambil mengenal situasi di sekitarnya.
04.45 :
Dari lokasi penginapan menuju Masjidil Haram melewati Jalan Ibrahim Al Khalil.Sepanjang jalan sudah dipenuhi para jamaah yg berangkat sholat subuh, baik orang tua, anak muda, maupun anak-anak dengan berjalan kaki. Bagi saya, ini pemandangan sangat luar biasa dan langka. Di Indonesia, tidak pernah menemui wajah-wajah yang demikian bersemangat dan  bahagia menyongsong sholat subuh secara berjamaah.
Begitu sampai di halaman masjid, sudah dipenuhi jamaah wanita, beberapa jalan tertutup barikade, akhirnya saya mengambil tempat sholat di pelataran masjid sambil menikmati sedikit gerimis. Subhanallah betapa nikmatnya udara pagi dengan temperatur sekitar 16*C. Saat sedang ber dzikir menunggu adzan Subuh (Waktu Sholat Subuh sekitar pukul 05.15 ), seorang wanita ber wajah Arab mendekati  dan mengulurkan  sebuah Tasbih. Alhamdulillah. Pemberian tasbih itu hadiah sederhana tapi berkesan, serasa mewakili ucapan Selamat Datang dari penduduk setempat. Pantaslah Kota Mekkah disebut Mekkah Al Mukarramah yang artinya Mekah yang dimuliakan. Belum satu hari penuh tapi saya sudah merasakan,bahwa penduduk Kota Mekah kebanyakan ramah dan memuliakan para tamu Allah.

Foto Masjidil Haram tampak depan 
(diambil dari halaman Masjid).
06.10
Usai sholat subuh kami kembali ke Hotel, meneruskan istirahat karena masih mengantuk dan lelah setelah menempuh perjalanan ribuan mil. Sepanjang perjalananan nampak beberapa toko makanan di kanan kiri sudah buka, rupanya orang-orang antri sarapan pagi. Makanan favorit antara lain sejenis ayam goreng fried chicken, kebab, nasi biryani, dan makanan lokal lainnya dengan porsi cukup besar untuk ukuran orang Indonesia.


Foto toko makanan di sekitar Hotel Hilton

Foto kepadatan jalan di seputar Hotel Hilton usai Sholat Subuh
11.30
Setengah jam sebelum waktu sholat dhuhur kami sudah berada di dalam Masjidil Haram mempelajari situasi dalam masjid, napak tilas rute yang dilewati semalam bersama rombongan yaitu masuk melalui pintu 74, arah lurus dari sana akan menemukan tangga berjalan turun kebawah. Dari jarak beberapa meter sudah terlihat Kabah (posisi dari arah belakang). Masya Allah ini pertama kali melihat Kabah dalam keadaan terang benderang. Allahu Akbar... Allahu Akbar...Allahu Akbar...
Foto pintu Masjidil Haram No.74

Foto areal Kabah diambil dari arah belakang Kabah
Setelah sholat dhuhur berkeliling ke lantai atas sambil mencari lokasi Sai dari Bukit Safa ke bukit Marwah. 
Foto depan Kabah diambil dari lantai 1. 

Foto Bukit Safa Nopember 2017
Foto tempat memulai Sa'i di bukit Safa
Bukit Marwah
16.00
Setelah berkeliling kami tidak kembali ke hotel melainkan menunggu sholat ashar . Sebenarnya ada jatah makan siang di hotel, tetapi ingin mencoba menu makanan lokal (nasi biryani), akhirnya kami memutuskan untuk mencari makan siang di sekitar Masjidil Haram saja. Pilihan jatuh di kawasan pertokoan terdekat, tinggal menyeberang di depan Masjidil Haram, nampak rumah makan Mc Donald dan lain-lainnya.
Foto nasi biryani dengan lauk ayam goreng.
Harga nasi biryani per porsi adalah 20 Real (+/-Rp 80.000,-) cukup dimakan berdua  s/d berempat untuk ukuran orang Indonesia. Aroma dan rasa gurih nya hampir seperti nasi kuning Jawa Timuran tetapi lebih berasa rempah-rempahnya. Cara makan tidak menggunakan piring tetapi langsung di makan dengan beralaskan kertas. Habis makan siang, jalan-jalan sebentar di seputar pertokoan sambil sekilas melihat suvenir dan asesoris haji. 
Saya perhatikan beberapa suvenir haji antara lain baju muslim, kopyah, perhiasan wanita adalah Made In China dengan harga relatif murah dan masih bisa di tawar pula. Ada juga made In Banglades, Taiwan, India, Turkey, Indonesia, dll. Pada umumnya Orang Indonesia baru puas  belanja bila sudah menawar di beberapa tempat terlebih dahulu, tetapi rata-rata penjual senang dengan orang indonesia karena terkenal ramah dan baik hati. Hidup Indonesia.


Gamis wanita Made In India 
17.30
Menjelang Maghrib sudah nampak kepadatan di luar Masjidil Haram, mereka berbondong-bondong datang dari segala penjuru. Bermacam-macam ras bisa di temui disini dari Afrika, India, Melayu, Yordania, dan lain-lain. Semua datang dengan tujuan yang SAMA yakni melakukan Ibadah kepada Allah SWT, Allohu Akbar.
Foto Masjidil Haram menjelang maghrib 

Komentar

Posting Komentar