LAWANG : CULTURE HERITAGE TOURISM DI KAKI GUNUNG ARJUNA
KILAS BALIK
KERAJAAN DI INDONESIA.
Beberapa
sumber mencatat, Sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lepas dari
sepak terjang kerajaan-kerajaan zaman dahulu yang kemasyhurannya dikenal hingga
manca Negara.
Lembaran diawali kisah sebuah Kerajaan besar yang berada di Sumatera Selatan, yaitu SRIWIJAYA pada abad VIII sd IX. Puncak keemasannya berlangsung dibawah pemerintahan Raja Balaputradewa keturunan Raja Samaratungga, kekuasaannya sangat luas hingga berhasil menguasai jalur maritim di Selat Malaka. Salah satu peran pentingnya yang fenomenal adalah membangun prasasti terbesar dalam sejarah Indonesia dan pernah masuk sebagai 7 keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur (dibangun pada abad ke IX).
Lembaran diawali kisah sebuah Kerajaan besar yang berada di Sumatera Selatan, yaitu SRIWIJAYA pada abad VIII sd IX. Puncak keemasannya berlangsung dibawah pemerintahan Raja Balaputradewa keturunan Raja Samaratungga, kekuasaannya sangat luas hingga berhasil menguasai jalur maritim di Selat Malaka. Salah satu peran pentingnya yang fenomenal adalah membangun prasasti terbesar dalam sejarah Indonesia dan pernah masuk sebagai 7 keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur (dibangun pada abad ke IX).
Kerajaan
berikutnya di tlatah Jawa yang menorehkan kisah mendunia adalah Kerajaan
SINGASARI (Th 1222-1292). Kerajaan yang dibangun oleh Ken Arok tersebut
mengalami puncak kejayaan dan keruntuhan di masa pemerintahan Raja Kertanegara. Kisah heroik perlawanan terhadap Kekaisaran Mongol berakhir dengan gugurnya
Sang Raja di Th 1292. Darah dan air mata yang tumpah di bumi Singasari menjadi
pemicu semangat Dyah Dewi Gayatri (putri Raja Kertanegara) untuk meneruskan
kebesaran trah Raja hingga anak cucunya yang dikemudian hari menjadi cikal
bakal Raja-Raja di Majapahit.
Catatan kejayaan terbesar fase Kerajaan di Indonesia berada di Zaman Kerajaan MAJAPAHIT dibawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk (Th 1350-1389), yang berhasil menguasai Semenanjung Malaka dan sekitarnya. Bersama Patih bernama Gajah Madha, dikenal sebagai tonggak pemersatu Nusantara melalui sebuah
sumpah yaitu Sumpah Palapa. Kelak Sumpah tersebut menginspirasi
Pemuda Indonesia untuk merekatkan kebulatan tekat bersatu dalam sebuah
sumpah, yang disebut dengan Sumpah Pemuda, di ikrarkan di Jakarta 28 Oktober
1928.
Menarik untuk disimak bukan?
Demikianlah sekelumit kisah terkait kerajaan yang pernah tersohor di Bumi
Nusantara sebelum kedatangan VOC yang kemudian mengambil alih kekuasan
selama 3,5 abad (Th 1596-1942).
PESONA CULTURE HERITAGE TOURISM.
Bagi penggemar wisata khususnya bernuansa budaya, keindahan sebuah objek wisata tidak hanya dilihat dari faktor estetika namun yang tidak kalah menariknya adalah keaslian, keunikan serta nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
LAWANG kota kecamatan di wilayah Kabupaten Malang Jawa Timur, menjadi pintu gerbang lalu lintas Kota Malang Raya dari arah Surabaya, memiliki potensi "Culture Heritage Tourism" antara lain Pemandian Polaman, Stasiun Kereta Api, Hotel Niagara berasitektur Belanda, Sentong Memorial Park, dll.
Selain memiliki wisata ber khas budaya, daya tarik Lawang adalah udara sejuk segar khas pegunungan (suhu udara sekitar 21' C), kontur wilayah, dan juga menjadi jujugan wisata belanja plus oleh-oleh. Singgah ke Lawang belumlah lengkap bila belum menikmati onde-onde khas Lawang.
1. POLAMAN.
Kawasan Polaman merupakan daerah pebukitan, lokasi dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Pakis - Malang tidak terlampau jauh, diperkirakan berjarak sekitar 16 km, waktu tempuh 30 menitan tergantung kepadatan lalu lintas. Tempat yang masih asri dengan flora fauna khas ini konon merupakan persinggahan para Raja Kediri saat perjalanan ke Gunung Kawi dan Gunung Arjuna.
Selain dikenal dengan Legenda Jayakatwang Raja Kediri yang tetirah di daerah Polaman, di bawah bukit Polaman terdapat bangunan tandon air (dibangun Th 1900) dan sumber mata air bersih.
Hingga saat ini sumber mata air Polaman dan sumber air Kali Biru Sumber Suko merupakan penyangga air PDAM Lawang yang mengalir ke seluruh wilayah Lawang.
2. STASIUN KERETA API.
" Bergetar tubuh ini manakala engkau datang disertai suara bergemuruh."
Kalimat di atas bukanlah penggalan puisi romantis melainkan serangan sesungguhnya yg
terjadi saat kita menikmati kudapan di warung pinggir stasiun Lawang bertepatan
dengan jam kedatangan Kereta Api.
Stasiun Lawang masih merupakan salah satu tempat favorit pilihan wisatawan, terutama penyuka objek heritage. Mayoritas bangunan dan situasi disekitar yang masih dipertahankan keasliannya mengingatkan kenangan jaman Kolonial, di mana pada masa itu kereta api memegang peranan penting sebagai sarana pengangkutan amunisi dan logistik.
3. HOTEL NIAGARA.
Tahun ini genap berusia 100
tahun, bangunan peninggalan zaman Kolonial yang terletak di dekat Pasar Lawang ini berlantai 5 dengan ciri khas dindingnya berbentuk batu bata berwarna orange kemerahan, dari kejauhan terlihat sangat menyolok.
Merupakan salah satu IKON khas Lawang sekaligus sebagai bukti yang memperkuat Lawang sudah menjadi tempat jujugan para tamu sejak zaman dahulu.
Merupakan salah satu IKON khas Lawang sekaligus sebagai bukti yang memperkuat Lawang sudah menjadi tempat jujugan para tamu sejak zaman dahulu.
4. SENTONG MEMORIAL PARK
Sejatinya Sentong, peristirahatan terakhir keturunan Tionghoa yang berada di Desa Wonorejo - Lawang bukanlah tujuan wisata utama, namun mengingat lokasinya cukup
dekat dengan Agro wisata Kebon Teh Wonosari Lawang, maka tidak ada
salahnya singgah barang sejenak menikmati lekuk-lekuk Gunung Arjuna dari jarak yang relatif dekat sambil menghirup aroma khas gunung.
Sentong berada di 3 lokasi yang berbeda yaitu Sentong Lama, Sentong Raya dan Sentong Baru. Berada di ketinggian (lereng Gunung Arjuna), bangunan
berarsitektur China dengan ukuran besar, landskape menarik, berudara
sejuk dan segar adalah ciri khas Sentong Lawang.
Gaya arsitektur khas China sekaligus mengingatkan masa silam bahwa bangsa Mongolia pernah menjadi bagian dari Sejarah di tanah Jawa ini (abad XIII) dengan kisah pertempuran yang sangat dramatis antara pasukan Kaisar Kubilai Khan dan prajurit Raja Kertanegara Singasari.
Roda zaman terus berputar, Lawang semakin berkembang dan berbenah. Mungkin banyak hal yang telah berubah, namun ada satu hal yang tetap lestari yakni pesona Lawang dengan keaslian dan kekhasannya yang tidak tergantikan.
Gaya arsitektur khas China sekaligus mengingatkan masa silam bahwa bangsa Mongolia pernah menjadi bagian dari Sejarah di tanah Jawa ini (abad XIII) dengan kisah pertempuran yang sangat dramatis antara pasukan Kaisar Kubilai Khan dan prajurit Raja Kertanegara Singasari.
Roda zaman terus berputar, Lawang semakin berkembang dan berbenah. Mungkin banyak hal yang telah berubah, namun ada satu hal yang tetap lestari yakni pesona Lawang dengan keaslian dan kekhasannya yang tidak tergantikan.
5. ONDE-ONDE
Berbahan dari ketan,
kue yg bertekstur lumer ini ditaburi wijen pada bagian luarnya dan berisi
kacang hijau dibagian dalamnya.
Onde-onde khas Lawang
sudah terkenal sejak lama dan menjadi oleh-oleh favorit wisatawan.
Salam WiraWiri Ngopeni Deso.
Artikel ditulis oleh MASAYU
Gambar Athmara Art Collection
Gambar Athmara Art Collection
Komentar
Posting Komentar